sakit diare: Hajra
ADIK SAKIT DIARE
Oleh Nazula Silma
Selasa, 24 Januari 2012
Pagi, hajra, adiku, menunjukkan kondisi badan yg tak fit. Agak panas dn muntah. Seharian tinggal dirumah bersama ibunya. Karena kondisinya tidak kunjung membaik, kami akhirnya memeriksakan ke dokter. Rabu, 25 Januari
Sore ke dokter umum dekat rumah.
Kamis, 26 Januari
Jam 3 sore berangkat ke rsup sanglah. Masuk ke IRD. Diperiksa, daftar, diberi resep untuk/ dibeli: 1) sirup TILIDON dan RENALIYTE (larutan pengganti cairan tubuh). Tahap awal diminumkan sirup TILIDON. Disuruh tunggu 30 menit puasa, jangan minum. Setelah 30 menit barulah diberi larutan RENALYTE. Disuruh nunggu reaksinya setelah 30 menit. Kalau tidak muntah boleh pulang. Dokter pemeriksa mengijinkan pulang. Kita siap-siap pulang. Tahunya muntah lagi. Akhirnya disuruh masik IRD untuk/ dirujuk ke Dokter anak. Suasana ruang IRD sangat ramai pasien dan pengantar. Pasien yang menangis juga ada, yang lemah tergeletak juga jangan dikata. Suasana sangat menyeramkan. Di ruang IRD kami harus menunggu lama. Maklum saking banyaknya pasien yang harus ditangani. Kami tidak tahu mana dokter anak, mana dokter... Mana mahasiswa kedokteran yang sedang praktik. Akhirnya hajra diperiksa dokter anak. Harus dirawat di RS. Dokter menuliskan resep di atas lembaran kuning. Ada sepuluh item, tidak semua di tamging akses. Saya harus ke sana kemari, ke apotek KAMADUK, ke apotek kimia farma di kompleks RS, Saya tidak sempat menghafal daftar obat iu. Yang jelas ada dua kantong cairan infus, sebotol cairan RENALYTE, sirup ZINCPRO. Total resep yang saya harus bayar 135 RB. Lengkap membeli obat di tiga tempat: di loket 1 tempat daftar, apotek kamaduk rs, dan apotek kimia farma di komplek rs juga. Kembali ke IRD? Saya serahkan obat yang tadi dibeli. Hajra ditidurkan diatas tempat tidur beroda, di gang IRD. Dua perawat perempuan memasang infus di tangan kanan. pemasangan pertama kurang berhasil. Jarum dicabut kembali. Diulang sebelahnya. Kedua sukses. Kami ditempatkan, di gang, ada pasien lain juga sama. Kami harus menunggu lama di koridor RS, menunggu di antar ke kamar inap. Kami mendapat ruang kelas 1, karena ruang inap VIP-C penuh. Jam 11:30 kami baru di antar ke ruang inap. Harus menunggu 3,5 jam. Semalam kita tidak bisa beristirahat dengan tenang. Pasien bayi di sebalah kami menangis terus. Kami berdua, satu kamar dua pasien. Kami sudah order untuk mendapatkan kamar VIP_C. Perwat yang bertugas menyampaikan bahwa kamar penuh. Kami harus menunggu. Kalau ada yang kosong kami di beri tahu. Sore hari berikutnya kami mendapat info bahwa sore hari kami bisa pindah ke ruang RIP. Selisih VIP vs kelas
DIARE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar