Jumat, 05 Desember 2014

pembicara seminar


pembicara seminar



SPANDUK YANG MENGHEBOHKAN

Saya agak terkejut ketika berangkat menuju kampus, terlihat ada spanduk KNPI Badung berkolaborasi dengan Pemuda Muhammadiyah Badung terpasang di pagar Fakultas Ekonomi UNUD di kampus Bukit Jimbaran. Persis di pojok tikungan sebelah kanan (jika kita datang dari Denpasar) atau sebelah kiri (jika kita datang dari Bukit Jimbaran). Spanduk itu cukup mencolok apabila anda naik kendaraan dari arah Denpasar. Spanduk itu menginformasikan sebuah seminar yang akan diselengarakan oleh KNPI Kabupaten Badung bekerjasama dengan Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Badung. Seminar ini bertemakan seminar kebangsaan. Saya sendiri melihat spanduk ini setelah acara itu berlangsung alias acara sudah berlangsung sepekan yang lalu. Memang acara itu berlangsung ketika saya dalam pekan tak mengajar di kampus, karena masih libur semester setelah ujian akhir semester. Jadi wajar kalau saya baru mengetahui ada spanduk seperti itu terpasang di area kampus Unud di Kampus Bukit Jimbaran. Dengan jelas pada spanduk itu tertulis nama saya sebagai salah satu pembicara alias nara sumber pada Seminar Kebangsaan tersebut. Tentu saja saya harus berterima kasih kepada panitia yang telah mempromosikan (bukan memromosikan, sesuai usulan saya untuk kata serapan dari bahasa asing/lain. Contoh kata serapan lain: menvonis, bukan memonis; menfasilitasi bukan memasilitasi dll.) nama dan keberadaan saya. 

Beberapa kawan saya di kampus ada yang menyalami saya. Ada yang objektif dan salut dengan apa yang saya lakukan. Anak yang terkejut dan tidak mengira bahwa saya kok dapat diundang sebagai nara sumber pada suatu acara seminar di luar kampus. Ada juga yang menanyakan seminar apa itu. Apakah tema seminar tersebut berkaitan erat dengan latar belakang pendidikan saya atau tidak? Banyak orang berpikir bahwa saya (dan banyak yang lain) bahwa saya harus berbicara sesuai dengan bidang ilmu formal saya. Karena saya berlatar belakang studi bahasa, maka seminar itu semestinya berkaitan erat dengan itu. Kalau tidak, yah kurang afdol. Itu mungkin pemikiran beberapa kawan yang melihat dan membaca spanduk tersebut. 

Saya memang, di luar kampus, lebih banyak berbicara masalah sosial kemasyarakatan. Saya berbicara tentang sosial dan keagamaan ketika diminta untuk mengisi kultum (kuliah singkat tujuh menit) di masjid. Banyak penceramah yang 'mengkorupsi' waktu kultum menjadi ceramah setengah jam, bahkan satu jam. Meskipun istilah kultum juga tidak selalu dimaknai secara harafiah "kuliah tujuh menit", tetapi saya selalu berpikir bahwa ceramah subuh setengah jam apalagi satu jam itu terlalu panjang. Boleh jadi sayalah satu-satunya yang suka mengkaitkan masalah agama dengan masalah sosial kemasyarakatan. Banyak penceramah yang berbicara ansich agama, plus dengan dalil-dalil yang sangat banyak, tetapi miskin elaborasi. Ibaratnya banyak data tetapi miskin analisis dan deskripsi. Tetapi saya juga pernah dikritik kok tidak mengutip ayat atau hadis. Terlalu banyak analisis dan deskripsi tetapi miskin dalil yang diambil dari Quran dan hadits.
Sayang niat untuk mengambil gambar atau foto spanduk itu tidak sampai terkabul. Padahal itu adalah sanduk yang menghebohkan yang saya alami selama ini.


pembucara seminar

Tidak ada komentar:

Sertifikat Kegiatan Akademik

 Sertifikat Kegiatan 2021 1). Peserta Webinar Meodologi Pembelajaran Bahasa Terkini (Effective Online Assessment in Language Learning), 18-1...